sejarah singkat INDOBEATBOX
Rabu, 20 November 2013
Seni meniru bunyi-bunyi yang menekankan pada alat musik pukul seperti drum atau perkusi sering kali kita saksikan di layar kaca maupun pertunjukkan musik lainnya. Seni ini, disebut sebagai beatbox oleh Willem Carolus Christopherson Tamnge atau biasa disapa Billy. Dan, dari ide Billy pula, terbentuk sebuah komunitas Beatbox Indonesia.
Billy menelurkan ide tersebut bersama salah satu personil Fade to Black yang pandai ngerap, Tito. Mereka bertemu setelah Billy mengikuti program talent show bertitel Gong Show di televisi swasta. Kemudian mereka janjian membuat komunitas Jakarta Beatboxing Community pada 4 Desember 2007.
Komunitas ini merupakan tempat kumpulnya beatbox di Jakarta dan baru sebatas group. Anggotanya, kebanyakan dari fans berat Fade to Black.
“Seiring perkembangan waktu berganti nama menjadi The Indonesian Beatboxing Community atau disingkat Indobeatbox Community pada April 2008,” imbuh founder Indobeatbox Community, Billy kepada TNOL di Taman Menteng kemarin.
Berubahnya nama lantaran banyak fans Fade to Black berasal di luar Jakarta seperti Bandung, Yogyakarta dan daerah-daerah lainnya. Meski berubah nama, komunitas ini belum menetapkan tanggal resmi mereka berdiri. Maklum, mereka baru sebatas melakukan kegiatan di Friendster.
Itupun, anggotanya hanya 20-an orang. Tak heran, masing-masing anggota jarang bertatap muka. Termasuk Billy dengan Tito. Mereka baru bertemu kembali, ketika ada pemutaran film Eropa di Goethe Haus pada 30 Oktober 2008.
“Disana kita meresmikan komunitas Indobeatbox Community. Tanggal tersebut pun menjadi ulangtahun komunitas ini,” ucap Billy.
Mereka juga membuka akun di jejaring sosial lainnya. Berdasarkan data Facebook, kata Billy, anggota Indobeatbox Community mencapai 7000 orang. Dari 7000 orang, 50 persennya adalah fans berat Black to Fade yang tergabung dalam Respektor.
Dengan begitu, anggota mereka tidak seluruhnya bisa Beatbox. Komunitas ini tidak memiliki ketua, namun memiliki manager yang mengurus seluruh anggota di Indonesia. Disamping itu, ada kordinator di tiap-tiap daerah. Selama terbentuk, komunitas ini memiliki berbagai kegiatan. Antara lain, perform di acara-acara musik, charity, pensi, lauching produk maupun memeriahkan acara di mall.
Uniknya, mereka tidak mencari job tersebut. Justru, pekerjaan itu singgah sendiri ke tangan mereka karena pihak yang mengundang telah melihat aksi komunitas ini di televisi, radio dan YouTube.
“Saya pernah setengah tahun perform di televisi bersama Fitri Tropika,” terang Billy. Melalui perform di berbagai tempat, mereka memiliki dana operasional sehingga dapat menunjang kegiatan komunitasnya. Mereka menyisihkan sekitar lima persen dari penghasilan untuk kas.
Nah, bagi Anda yang berminat menjadi anggota bisa gabung di grup mereka atau bisa datang langsung ke tempat komunitas Beatbox terdekat tanpa dikenakan biaya. Di Jakarta, komunitas ini kerap kumpul di Taman Menteng setiap Rabu malam, mulai pukul 20.00 WIB.
Ketika kumpul, mereka membawa peralatan-peralatan Beatbox seperti sound system, mikrofon dan speaker lantaran kegiatan kumpul mereka adalah saling sharing tentang teknikal skill Beatbox.
Bagi yang ahli Beatbox, mereka tak sungkan mengajari anggota-anggota yang belum bisa. Saat kumpul, komunitas ini tidak mengenakan seragam. Mereka membebaskan anggotanya mengenakan kostum apa saja. (Subhan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar